Segi Medis dari Darah Yesus

Saat ini kita akan mengupas lebih dalam tentang DARAH. Apakah DARAH itu?

Menurut Firman-Nya :

IMAMAT 17:14A “Karena darah itulah nyawa segala makhluk.”

Menurut Ilmu Pengetahuan :

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh.” (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Darah)

Ok, so far kedua Versi itu memiliki pemahaman yang serupa ya…jadi kalau menurut Ilmu Pengetahuan, jika seseorang tidak memiliki darah maka orang itu tidak akan bisa hidup – TIDAK BERNYAWA.

Hal ini ditegaskan pula oleh Bahasa Asli Kitab Perjanjian Lama :

Dalam Bahasa Asli Kitab Perjanjian Lama (Ibrani), DARAH adalah :

dâm – baca : dawm (דּם) | Yang artinya (Strong’s Dictionary) : as that which when shed causes death (apabila tercurah/tertumpah akan menyebabkan kematian).

Lalu, darimanakah asal muasal Darah Yesus itu? Karena kita sudah mengetahui dengan jelas bahwa Yesus dikandung oleh Maria tanpa ada hubungan badan sebelumnya dengan pihak Suami, dalam hal ini adalah Yusuf Suami Maria – oleh karena itu sampai seterusnya Maria Ibu Yesus menyandang sebutan Perawan Maria. Dan apabila Yesus adalah hasil hubungan badan antara Maria dan Yusuf, maka saya tidak perlu menuliskan Postingan ini.

Jadi, satu hal sudah Clear, bahwa Darah Yesus sama sekali tidak berasal dari Yusuf Suami Maria. Karena darah Yusuf adalah darah yang sudah terkorup, darah yang sudah tercemar oleh darah Adam…yaitu darah yang sudah kotor karena dosa.

Lalu, bagaimana dengan darah Maria?? Walaupun dia adalah seorang Perawan, darah Maria tetaplah darah yang sudah terkorup, darah yang sudah tercemar oleh darah Adam…yaitu darah yang sudah kotor karena dosa. Dan Yesus ada didalam tubuh Maria selama 9 Bulan lamanya, apakah mungkin darah Maria yang sudah tercemar dosa itu tidak masuk barang setetes saja ke dalam Yesus sewaktu Yesus menjadi janin dalam rahim Maria??

Jawaban nya : TIDAK.

Sekarang ini diketahui dengan pasti bahwa darah yang mengalir di dalam arteri seorang bayi yang masih ada di dalam kandungan tidak berasal dari si ibu, tetapi dihasilkan di dalam tubuh fetus. Namun ini terjadi hanya setelah sel sperma membuahi sel telur dan fetus mulai terbentuk, lalu muncullah darah. Dan kita sangat mengetahui bahwa tidak ada sama sekali pembuahan oleh Sel Sperma.

“Dokter Linman (Dalam Bonnke, 1995) juga menyebutkan bahwa seorang ibu dapat mempunyai darah RH positif dan bayinya memiliki RH negative”, dengan kata lain darah ibu menunjang anak yang belum lahir melalui plasenta atau tembuni yang juga mencegah darah ibu memasuki pembuluh darah balik bayinya. Darah ibu dalam plasenta tidak dapat memasuki pembuluh darah bayinya karena mempunyai jalur yang berbeda.

(Prof. M. Harjono, 1977)  “Di dalam uri (plasenta) mengalir darah dari ibu dan darah dari janin. Darah ibu mengalir dalam rongga antar vilus dan darah janin mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah kapiler jonjot-jonjot korion. Jonjot-jonjot korion terendam dalam darah ibu. Dengan demikian di dalam uri, darah ibu dan darah janin terpisah dan tidak ada pencampuran. Dalam rongga vilus bermuara pembuluh-pembuluh nadi ibu yang memancarkan darah dalam ruangan. Darah antar vilus mengalir kembali ke peredaran darah ibu melalui pembuluh baik dalam desidua basalis dan melalui ruangan yang berada di pinggir uri, yaitu sinus marginalis. Dalam tali pusat darah janin mengalir ke uri melalui dua arteri (arteri umbilikalis) dan mengalir kembali melalui satu pembuluh darah balik (vena umbilikalis)”.

(Howell)
“Untuk dapat mengerti fungsinya secara umum adalah cukup dengan mengingat bahwa plasenta mengandung vascular chorionic papillae yang esensial dari fetus (janin bayi) yang terbungkus di dalam cairan darah membran desidual sang ibu. Fetal dan darah sang ibu tidak pernah berhubungan. Mereka dipisahkan satu sama lainnya oleh dinding pembuluh darah fetal dan selaput epithelial chorionic villae.”

(William): “Darah janin di dalam pembuluh chorionic villae tidak ber¬campur dengan darah ibunya, terpisah satu dengan lainnya oleh dua lapisan chorionic epithelium.”
Secara normal tidak ada hubungannya antara darah janin dengan darah ibunya. Dari kebenaran ilmiah ini  dapat  disimpulkan bahwa   hanya setelah sel sperma  membuahi sel telur dan fetus mulai terbentuk, lalu muncullah darah”
Sekali lagi, sudah sangat jelas bahwa – walaupun Yesus diam didalam rahim Maria selama 9 Bulan dalam bentuk janin – TIDAK ADA 1 TETES DARAH MARIA YANG TERCAMPUR kepada Yesus.
Dan Dunia Medis pun sudah menjelaskan bahwa, Darah akan muncul apabila Sel Sperma sudah membuahi Sel Telur – dan dalam hal tersebut tidak ada setetes pun sel sperma sumbangan dari Yusuf Suami Perawan Maria.
Darah Yesus adalah 100% Darah Sorgawi, Darah yang 100% Suci, Darah yang tidak terkontaminasi oleh dosa Adam. Darah Yesus adalah Darah yang sangat-sangat layak untuk dicurahkan dan ditumpahkan untuk dikorbankan sebagai Korban Yang Maha Suci kepada Allah Bapa, SEBAGAI PENGGANTI SELURUH DOSA SAYA, ENGKAU, KALIAN DAN KITA SEMUA!!
Darah Yesus adalah darah Allah – Manusia sejati yang terjadi melalui proses inkarnasi. Suci dan berkuasa, karena itu sangat bermanfaat bagi Allah dan manusia. Kesucian Allah menuntut pendamaian. Allah membenci dosa dan dosa harus dihukum. Tetapi Allah mengasihi orang berdosa, karena itu,  Allah memprakarsai pendamaian dengan manusia melalui perantara yang sempurna.